11-12-2012

SENI BUDAYA

Teater Noh Jepang

Noh/ Operan dari Jepang




      Teater tradisional tertua di Jepang adalah Noh yang berusia lebih dari 400 tahun. Ini adalah bentuk opera Jepang yang biasanya dimainkan oleh laki-laki. 


      Noh merupakan pertunjukan yang dimainkan sejak abad ke-14. Noh tersusun atas mai (tarian), hayashi (musik) dan utai (kata-kata yang biasanya dalam lagu-lagu). 


      Pelakon menggunakan topeng dan menari secara lambat. Zeami Motokiyo dan ayahnya Kan'ami membawa Noh kepada bentuk terkininya selama masa Muromachi.


      Ciri khas lainnya adalah sang aktor utama yang berpakaian kostum sutera bersulam warna-warni, dan mengenakan topeng kayu berlapis lacquer. Topeng topeng itu menggambarkan tokoh-tokoh seperti orang yang sudah tua, wanita muda atau tua, dewa, hantu, dan anak laki-laki.


      Teater yang langsung dikelola Pemerintah Pusat Jepang ini merupakan drama tradisional tertua Jepang, populer dengan sebutan Noh. Pusat Noh berada di distrik Shibuya, Tokyo Barat. Pusat kegiatan Noh ini  terdapat gedung teater dan pusat studi, pelatihan, dan penelitian kesenian Noh.

  


Potongan teater Noh diklasifikasikan dalam 5 kelompok.

·       Divine; pahlawannya bagaikan Tuhan, tokoh akhirat dsb. Pahlawannya berdoa di akhir drama. 

·       Shura-mono (Jawara); pahlawan (jarang pahlawati) ialah jawara, biasanya hampir mati.

·       Kazura-mono (Wanita); pahlawati dan sering romantika cintanya menjadi fokus.

·       Zatsu-no (Serbaneka) ; Noh yang tidak bisa dikelompokkan atas 4 kelompok lainnya.

·       Oni-noh (Oni; setan) ; bukan manusia, seperti oni, tengu, peri, singa ialah pahlawan dari jenis ini. Terutama dimainkan di akhir drama.


PELAKON NOH


      Biasanya, semua pelakon Noh ialah laki-laki. Jadi apabila ada seorang wanita atau anak perempuan muncul itu berarti aktor pria memainkan perannya dengan mengenakan topeng wanita.


      Ada 3 macam pelakon Noh: shite, waki dan kyogen. Shite memerankan pahlawan maupun pahlawati. Ia berbicara, menyanyi, dan menari. 


      Waki (berarti "pihak") berperan sebaai kawan Shite, dan biasanya memerankan peran pelancong di tempat tertentu. Ia memperkenalkan pemirsa dengan dunia drama. 


      Kyogen muncul di pertengahan drama jika memiliki 2 bagian, dan berperan sebagai warga lokal. Ia berbicara kepada Waki dan menyuruhnya melihat apa yang belum dilihatnya sebelum pembicaraan mereka.


      Drama ini seperti tarian topeng khas Jawa. Para pemainnya selalu menggunakan penutup muka sesuai peran yang mereka mainkan. Maka tak heran, Teater Nasional Noh memiliki puluhan jenis topeng untuk beragam peran. 


      Mulai dari topeng beraut orang tua, wanita cantik, lelaki berperangai buruk, setan, monster, dan tak lupa kaum dewa. Sebagian besar berdialog dengan diiringi alunan suara yang keluar dari beragam alat musik tradisional Jepang. Misanya Kato, gitar klasik Jepang, maupun gendang dan suling.


      Opera khas negara ini pun memiliki variasi tema. Tapi, setidaknya bisa dikategorikan dalam lima tema utama. Cerita bertema Kamimono akan bertutur tentang bagaimana menyembah para dewa, serta pernak pernik dunia kahyangan. Di atas panggung berlantai kayu cemara berumur 400 tahun itu, seniman Kamimono juga akan menunjukkan kebersihan jiwa manusia sebelum menjadi dewa.


      Noh juga kerap mementaskan bagaimana serunya era shogun. Kehidupan kaum samurai dengan gamblang mereka narasikan di hari pentas yang bertema Shuramono. 


      Takashi Watanabe, pria Jepang yang menjadi salah seorangku saat menyusuri area Teater Noh, menganggap Shuramono sebagai cerita paling seru dari drama Noh. “Banyak berkisah tentang perang, kepahlawanan, kekerasan, chaos, dan penderitaan kaum yang kalah,” jelasnya. Bahkan, perang pun melibatkan sosok hantu yang selalu dianggap musuh.


      Jangan salah, Noh juga seringkali mementaskan drama sentimentil. Kazuramono, begitu sebutannya. Tema ini banyak mengangkat peran wanita dalam kehidupan masa lalu Jepang yang keras dan kaku. Dengan lagu begitu menyentuh, karena banyak bercerita tentang pengorbanan wanita dalam ritual menebus dosa maupun kesedihan setelah perang berakhir. 


      Ada lagi drama Kuruimono yang akan memperkenalkan penontonnya ke alam roh, orang gila, maupun kepasrahan manusia. Dedemit, mahluk gaib di hutan, maupun transfigurasi manusia yang mendalami ilmu-ilmu gaib tertentu.

0 reacties:

Een reactie posten

SENI BUDAYA

Teater Noh Jepang

Noh/ Operan dari Jepang




      Teater tradisional tertua di Jepang adalah Noh yang berusia lebih dari 400 tahun. Ini adalah bentuk opera Jepang yang biasanya dimainkan oleh laki-laki. 


      Noh merupakan pertunjukan yang dimainkan sejak abad ke-14. Noh tersusun atas mai (tarian), hayashi (musik) dan utai (kata-kata yang biasanya dalam lagu-lagu). 


      Pelakon menggunakan topeng dan menari secara lambat. Zeami Motokiyo dan ayahnya Kan'ami membawa Noh kepada bentuk terkininya selama masa Muromachi.


      Ciri khas lainnya adalah sang aktor utama yang berpakaian kostum sutera bersulam warna-warni, dan mengenakan topeng kayu berlapis lacquer. Topeng topeng itu menggambarkan tokoh-tokoh seperti orang yang sudah tua, wanita muda atau tua, dewa, hantu, dan anak laki-laki.


      Teater yang langsung dikelola Pemerintah Pusat Jepang ini merupakan drama tradisional tertua Jepang, populer dengan sebutan Noh. Pusat Noh berada di distrik Shibuya, Tokyo Barat. Pusat kegiatan Noh ini  terdapat gedung teater dan pusat studi, pelatihan, dan penelitian kesenian Noh.

  


Potongan teater Noh diklasifikasikan dalam 5 kelompok.

·       Divine; pahlawannya bagaikan Tuhan, tokoh akhirat dsb. Pahlawannya berdoa di akhir drama. 

·       Shura-mono (Jawara); pahlawan (jarang pahlawati) ialah jawara, biasanya hampir mati.

·       Kazura-mono (Wanita); pahlawati dan sering romantika cintanya menjadi fokus.

·       Zatsu-no (Serbaneka) ; Noh yang tidak bisa dikelompokkan atas 4 kelompok lainnya.

·       Oni-noh (Oni; setan) ; bukan manusia, seperti oni, tengu, peri, singa ialah pahlawan dari jenis ini. Terutama dimainkan di akhir drama.


PELAKON NOH


      Biasanya, semua pelakon Noh ialah laki-laki. Jadi apabila ada seorang wanita atau anak perempuan muncul itu berarti aktor pria memainkan perannya dengan mengenakan topeng wanita.


      Ada 3 macam pelakon Noh: shite, waki dan kyogen. Shite memerankan pahlawan maupun pahlawati. Ia berbicara, menyanyi, dan menari. 


      Waki (berarti "pihak") berperan sebaai kawan Shite, dan biasanya memerankan peran pelancong di tempat tertentu. Ia memperkenalkan pemirsa dengan dunia drama. 


      Kyogen muncul di pertengahan drama jika memiliki 2 bagian, dan berperan sebagai warga lokal. Ia berbicara kepada Waki dan menyuruhnya melihat apa yang belum dilihatnya sebelum pembicaraan mereka.


      Drama ini seperti tarian topeng khas Jawa. Para pemainnya selalu menggunakan penutup muka sesuai peran yang mereka mainkan. Maka tak heran, Teater Nasional Noh memiliki puluhan jenis topeng untuk beragam peran. 


      Mulai dari topeng beraut orang tua, wanita cantik, lelaki berperangai buruk, setan, monster, dan tak lupa kaum dewa. Sebagian besar berdialog dengan diiringi alunan suara yang keluar dari beragam alat musik tradisional Jepang. Misanya Kato, gitar klasik Jepang, maupun gendang dan suling.


      Opera khas negara ini pun memiliki variasi tema. Tapi, setidaknya bisa dikategorikan dalam lima tema utama. Cerita bertema Kamimono akan bertutur tentang bagaimana menyembah para dewa, serta pernak pernik dunia kahyangan. Di atas panggung berlantai kayu cemara berumur 400 tahun itu, seniman Kamimono juga akan menunjukkan kebersihan jiwa manusia sebelum menjadi dewa.


      Noh juga kerap mementaskan bagaimana serunya era shogun. Kehidupan kaum samurai dengan gamblang mereka narasikan di hari pentas yang bertema Shuramono. 


      Takashi Watanabe, pria Jepang yang menjadi salah seorangku saat menyusuri area Teater Noh, menganggap Shuramono sebagai cerita paling seru dari drama Noh. “Banyak berkisah tentang perang, kepahlawanan, kekerasan, chaos, dan penderitaan kaum yang kalah,” jelasnya. Bahkan, perang pun melibatkan sosok hantu yang selalu dianggap musuh.


      Jangan salah, Noh juga seringkali mementaskan drama sentimentil. Kazuramono, begitu sebutannya. Tema ini banyak mengangkat peran wanita dalam kehidupan masa lalu Jepang yang keras dan kaku. Dengan lagu begitu menyentuh, karena banyak bercerita tentang pengorbanan wanita dalam ritual menebus dosa maupun kesedihan setelah perang berakhir. 


      Ada lagi drama Kuruimono yang akan memperkenalkan penontonnya ke alam roh, orang gila, maupun kepasrahan manusia. Dedemit, mahluk gaib di hutan, maupun transfigurasi manusia yang mendalami ilmu-ilmu gaib tertentu.

0 reacties:

Een reactie posten

Template by:

Free Blog Templates